Episode 1: Bandeng Bakar Lumpur Tergerus Abrasi Di episode pertama, Chef Aziz Amri dan editor in chief Iklimku.org, Ulet Ifansasti mengajak kita mengolah resep Bandeng Bakar Lumpur dan ngobrol tentang Pulau Mengare di Gresik, Jawa Timur. Daerah penghasil bandeng jumbo ini terancam. Para petani tambak bandeng bertarung dengan krisis iklim. Garis pantai pulau Mengare terus menyusut akibat abrasi dan kenaikan air laut. Kamu bisa tonton video cara masak bandeng bakar lumpur di siniKonten ini diproduksi dengan dukungan Internews Earth Journalism Network.
Re-cook Bandeng Bakar Lumpur Perhatikan bahan dan cara memasak Bandeng Bakar Lumpur!Bahan:1. Ikan bandeng 2. Mengare dan lumpur tambak bandeng3. Bawang merah4. Bawang putih5. Cabai merah6. Garam7. Kacang8. Kecap9. Jeruk nipis Cara memasak:1. Bersihkan bandeng2. Balutkan bandeng dengan lumpur3. Tutup bandeng dengan daun pisang, lalu bakar sampai benar-benar kering4. Kemudian untuk sambelnya, ulek cabai merah dengan garam dan kacang sampai halus5. Masukkan bawang merah dan putih, ulek lagi6. Tambahkan kecap dan peras jeruk nipis, ulek semuanya hingga menyatu7. Bandeng lumpur siap disajikan dengan sambal
Cerita di Balik Bandeng Bakar Lumpur Indonesia adalah negara produsen ikan yang menjanjikan. Dengan julukan negara maritim, tak heran jika ikan menjadi sumber protein yang melengkapi isi piring masyarakat kita. Salah satu jenis ikan yang paling digemari adalah ikan bandeng.Ikan air payau ini rasanya gurih dan mudah diolah dengan berbagai cara. Pulau Mengare, Gresik, Jawa Timur merupakan salah satu produsen ikan bandeng terbesar di Indonesia. Menurut Mongabay, bagian timur laut Jawa bisa menghasilkan sekitar 39.545 ton ikan bandeng per tahun, menciptakan putaran uang hingga ratusan juta per harinya. Bagi masyarakat pesisir, angka ini adalah hidup mereka. Pemimpin redaksi Iklimku.org, Ulet Ifansasti berbagi cerita kepada Chef Aziz Amri dalam podcast Planet Plate bagaimana krisis iklim memusnahkan 800 hektare tambak bandeng di Mengare. Liputan hasil kolaborasi dengan Greenpeace Indonesia itu mengungkap pahitnya kerugian yang harus ditanggung para petani bandeng imbas banjir rob akibat abrasi. Kawasan tambak bandeng yang rusak akibat abrasi di Mengare, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, Minggu, 17 September 2023. (Iklimku/Idealita Ismanto) Liputan ini berdasarkan paparan petani bandeng senior di Mengare, Aribin, yang akrab disapa Cak Bin. Pria ini sudah menjalani profesi sebagai petani bandeng selama 50 tahun. Namun, banjir yang terjadi tahun 2022 adalah yang terburuk yang pernah ia saksikan. Aribin (60) berdiri di bagian tambak bandeng yang pernah dikelolanya dan kini rusak akibat abrasi di Mengare, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, Rabu, 11 Oktober 2023. (Iklimku/Idealita Ismanto) “Saat ini, wilayah pesisir Mengare itu kena dampak dari abrasi. Tambak-tambak itu kan ada posisinya di pinggiran ya, itu akhirnya tergerus terus akhirnya mereka sekarang punya luasan (tambak) yang tidak selebar dulu,” ujar Ulet. Setelah kejadian ini, hasil panen bandeng menurun drastis. Sebelumnya Cak Bin bisa menghasilkan enam hingga delapan ton. Kini, hanya empat hingga lima ton bandeng. Pertumbuhan ikan juga kurang berkualitas. Ini lantaran praktik panen paksa. Biasanya mereka membudidayakan bandeng selama tujuh hingga delapan bulan, terpaksa dipersingkat menjadi enam bulan saja. Para petani terdorong melakukan praktik ini karena takut hasil panen keburu direnggut abrasi. Pulau Mengare terkenal atas bandeng-bandeng dengan kualitas terbaik. Setahun sebelum kejadian abrasi, Mengare mengadakan festival bandeng dimana bandeng-bandeng tersebut dilelang. “Ada satu rekor bandeng itu ada festival bandeng gitu. Tahun 2021 itu ada festival bandeng, berat bandeng itu bisa 6 sampai 6 setengah kilo.Terus pas dilelang, harganya 25 juta,” jelas Ulet sambil mengolah resep Ikan Bandeng Bakar Lumpur bersama Chef Azis Amri, Juni 2024 lalu. Sayangnya, menurut pengakuan Cak Bin, pemerintah tidak pernah menepati janji mereka untuk membangun pemecah ombak di Mengare. Alhasil, tidak ada yang bisa dilakukan untuk menyelamatkan tambak-tambak bandeng di sana. Dalam pantauan citra satelit, sebagian area Mengare sudah tenggelam. Kawasan pesisir Desa Tanjung Widoro, Kabupaten Gresik, Jawa Timur yang semakin menghilang tiap tahunnya akibat kenaikan permukaan laut. (TheTreeMap/Nusantara Atlas) Ulet menjelaskan, para petani di daerah tidak memahami apa itu perubahan iklim. Mereka hanya mengenal tanda-tanda alam dan siklus pergantian musim. Mereka tidak sadar bahwa ini merupakan fenomena dan tantangan global yang sedang kita hadapi bersama. Satu hal yang Cak Bin takutkan, suatu hari nanti mungkin tambak bandeng Mengare hanyalah sebuah kisah. Ulet juga punya kekhawatiran serupa, “Ya aku cuma mikir generasi berikutnya aja gitu, kita masih bisa nikmatin alam tapi kayaknya egois banget cuma kami yang bisa nikmatin hari ini. Mereka (generasi selanjutnya) juga harus bisa nerima yang lebih baik atau bahkan setidaknya apa yang kita lihat saat ini,” tegas Ulet. (Nfs/mlk) ** Dengarkan podcast Planet Plate episode Bandeng Bakar Lumpur bersama Chef Aziz Amri dan editor in chief Iklimku, Ulet Ifansasti di sini. Kamu juga bisa ikut memasak ulang dengan mengikuti panduan resep ini. Kamu juga bisa mengirimkan foto dan cerita pengalaman hasil memasak resep ini ke sini.